Kamis, 04 Januari 2018

Menelisik penamaan EMBUNG dan TALAGO, destinasi wisata baru di kanagarian Sungai Nanam.




Saya baru dua hari yg lalu sempat melewati jalur Simpang Taratak Pauh-Simpang Kulitmanis. Saat melewati Proyek pengerukan Talago yang terletak di pingir lintasan tersebut, saya bersama seorang kawan tak henti-hentinya bergumam. Wow. Keren ! Sepertinya sdh hampir rampung ya?

Sebagai bagian dari masyarakat Sungai Nanam merasa sangat senang dan berterima kasih kepada Pemerintah Daerah dan seluruh aspek yang terkait, sehingga "Telaga" atau Talago Aie sanam yang tadi nya sudah menjadi rawa kemudian di sulap menjadi  tempat wisata baru. Apa lagi destinasi wisata baru ini di lengkapi pula dengan fasilitas taman dll, sehingga memberi kenyamanan bagi orang-orang yang berkunjung. Terlebih lagi bagi para pencinta selfie, tempat wisata terbarukan di Nagari Sungai Nanam, Kecamatan Lembah Gumanti-Solok ini sangat "eye catching".

Akan tetapi, ketika melihat ke arah papan nama yang terletak di seberangnya. "Lho kok namanya Embung ?" celetuk teman saya. "Bukannya sejak dulu namanya Talago?" sambungnya. Ketika saya perhatikan dengan seksama, ternyata bener. Huruf timbul bertajuk "Embung ..." sebagai pengganti kata "Talago" atau "Telaga" tersebut jika di lafaz kan sepertinya asing dan aneh menurut saya. Rasa-rasa nya kata "Embung" bukanlah dialek Minang. Coba lah nanti saya cek di pustaka "Angku Gugel" batin ku penasaran.

Bukan bermaksud apa-apa, masalah nya Embung atau Talago yang ini bukanlah waduk buatan. Tapi pengerukan dan perbaikan dari Embung atau Talago bentukan alam, yang di garap menjadi tempat tujuan wisata. Dengan kata lain, tempat ini (Talago) merupakan salah satu situs alami yang telah ada di kanagarian Sungai Nanam sejak dahulunya. Jadi, menurut hemat saya pemakaian nama "Talago" akan lebih menunjukkan identitas dan tidak melupakan sejarah dibanding pemakaian kata "Embung" yang samasekali bukan penamaan dalam bahasa dan peribahasa Minang.

Bukan bermaksud rasis atau terlalu ke menonjolkan kesukuan/daerah, tapi menonjolkan ke "khas" an itu perlu. Sebab hal-hal yang khas, akan menunjukan identitas dan lebih mudah di ingat dan di kenali.
Akan tetapi, sebaliknya tidak akan ada yang protes jika tempat wisata ini dinamai "Embung". Kalau seandainya telaga ini adalah benar-benar buatan yang notabene belum pernah ada di Nagari ini sebelumnya.

Untuk kata "Embung" (saking penasaran) saya coba searching dan mengambil beberapa kutipan. Tidak menutup kemungkinan dunsanak FB punya opini lain setelah searching sendiri.

1. Arti kata "embung" bahasa Sunda dalam bahasa Indonesia
Berikut ini adalah terjemahan arti kata embung bahasa Sunda dalam bahasa Indonesia dalam kamus Sunda-Indonesia
embung=tidak mau
(Sumber https://kamuslengkap.com/kamus/sunda-indonesia/arti-kata/embung)

2. Embung atau cekungan penampung (retention basin) adalah cekungan yang digunakan untuk mengatur dan menampung suplai aliran air hujan serta untuk meningkatkan kualitas air di badan air yang terkait (sungai, danau). ... Embung menampung air hujan di musim hujan dan lalu digunakan petani untuk mengairi lahan di musim kemarau
(Sumber, https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://id.m.wikipedia.org/wiki/Embung&ved=0ahUKEwiq4-nqjozYAhXJMo8KHUsECEAQFggwMAI&usg=AOvVaw0JRt2rouReFsJB-gq96zkj)

3. PENGERTIAN EMBUNG Kata embung menurut beberapa orang berasal dari bahasa Nusa Tenggara Timur yang secara keseluruhan dapat diartikan suatu tandon air atau waduk kecil dilahan pertanian yang bertujuan untuk menampung kelebihan air hujan dan menggunakannya pada saat musim kemarau untuk berbagai keperluan baik dibidang pertanian maupun rumah tangga. (Sumber, bpkaliori.blogspot.co.id/2013/04/teknologi-pembuatan-embung-dan.html?m=1)

Biar fair, saya juga akan masukan kutipan mengenai penamaan atau kata "Talago".

1. Arti kata "talago" bahasa Minang dalam bahasa Indonesia
Berikut ini adalah terjemahan arti kata talago bahasa Minang dalam bahasa Indonesia dalam kamus Minang-Indonesia
talago=telaga
(Sumber, https://kamuslengkap.com/kamus/minang-indonesia/arti-kata/talago)

2. Telaga adalah semacam danau yang kecil di mana sinar Matahari bahkan dapat mencapai dasarnya. Telaga sering juga sekaligus dipakai sebagai nama administratif daerah yang bersangkutan
(Sumber, https://id.m.wikipedia.org/wiki/Telaga)

3. Pranala (link):https://kbbi.web.id/telaga
telaga/te•la•ga/ n 1 danau (di pegunungan ); 2kolam; perigi; balong: adakah dari -- yang jernih mengalir air yang keruh; 3 Min sumur pengeboran sumber minyak tanah;-- di bawah gunung, pb perempuan yang mendatangkan untung kepada suaminya; -- mencari timba, pb perempuan mencari laki-laki;
(Sumber, https://googleweblight.com/?lite_url=https://kbbi.web.id/telaga&ei=XbthPcOQ&lc=id-ID&s=1&m=175&host=www.google.co.id&ts=1513348793&sig=AOyes_QgFiHH2AUXSm8TwysTLDVMgAHF5g)

Akhir kata, saya tak punya maksud lain dengan tulisan ini, melainkan sekedar mencoba untuk menyampaikan aspirasi. Bagaimana pun segala kebijakan di Nagari ini, berpulang kembali kepada Pemerintah daerah, Niniak-Mamak, Curadiak-Pandai dan para Tokoh Masyarakat.

Penulis : Syafrijon Palito Kayo
Email : opo4311@gmail.com

Minggu, 21 Desember 2014